Sengon dan Jabon,Antara Harapan dan Kenyataan
Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan sebelumnya yang mengupas tentang masalah peluang berbisnis kayu Jabon dan sengon. sebagai manusia, kita selalu diwajibkan untuk berusaha dan berdoa dalam upaya mendapatkan rezeki dari Tuhan. Kedua hal tersebut harus berjalan beriringan, guna menghindarkan manusia dari sifat serakah yang pada nantinya akan menghilangkan akal sehat manusia dalam perhitungan meraih rejekinya.
Seperti dalam perhitungan bisnis kayu Jabon dan sengon ini. Ada sebagian kalangan yang memiliki ambisi demikian besar dalam meraup keuntungan. Akibatnya mereka melakukan berbagai macam cara guna meraih laba sebanyak mungkin. Seperti memberikan perhitungan keuntungan di luar kewajaran kepada calon investor kayu Jabon.
Hal ini dilakukan oleh sebagian pedagang bibit kayu jabon nakal, yang mencoba memberikan mimpi kepada pembelinya. Salah satunya dengan menyampaikan gambaran keuntungan mencapai angka milyaran rupiah dari bisnis kayu jabon ini. bagi mereka yang serakah, adanya gambaran keuntungan ini tentu akan disikapi dengan sikap irasional. Namun, bagi mereka yang melibatkan Tuhan dalam proses pencarian rejeki, tentu akan menyikapi kondisi ini dengan sabar dan mengedepankan rasio akal sehat.
Bagi mereka yang mengedapankan kerakusan dalam berbisnis kayu Jabon ataupun sengon, asumsi keuntungan mencapai milyaran rupiah ini diperoleh dengan cara yang tidak sehat. Seperti dengan menyarankan pengurangan jarak kerapatan antar pohon hingga mencapai 1x1 m. Bahkan, ada sekelompok pihak yang menyatakan semakin rapat jarak antar pohon, maka keuntungan yang bisa didapatkan dari kayu Jabon per hektar mencapai angka 1 milyar rupiah.
Namun sesungguhnya, asumsi seperti ini adalah sebuah penyesatan. Sebab, semakin rapat jarak antar pohon akan meningkatkan resiko tanaman Jabon terkena hama dan serangan penyakit. Selain itu, kualitas pohon pun tidak akan sesehat jika kerapatan pohon berjarak minimal 3x2 m. Bahkan, jika lahan yang tersedia lebih luas, kerapatan pohon akan lebih baik jika berukuran 4 x 4 m.
Selain bisa meminimalisir serangan hama, jarak pohon yang tidak terlalu rapat tersebut bisa menghemat biaya biaya bibit, biaya lubang tanam, pupuk dan biaya operasional lainnya.
Di sisi lain, untuk mendapatkan keuntungan optimal dari penanaman kayu Jabon bukan sekedar ditentukan jumlah pohon yang ditanam per hektarnya. Sebab, dengan kerapatan yang lebih jarang, 1000 pohon bisa menghasilkan jumlah kayu sebanyak 5000 pohon. Hal ini disebabkan, pada lahan yang ditanami 1000 pohon, kondisinya jauh lebih sehat dan berkualitas daripada lahan yang ditanami 5000 pohon.
Dampaknya bisa dilihat pada nilai jual kayu. Pada lahan yang ditanami 1000 pohon, bisa menghasilkan kayu berdiameter 30-50 cm yang dikategorikan sebagai super log. Nilai jual kayu berukuran ini mencapai 1 juta per meter kubik. Sementara pada lahan yang ditanami 5000 pohon per hektar, kayu yang bisa dihasilkan maksimal hanya berukuran maksimal 20 cm. Itu pun biasanya hanya sekitar 40 – 50 persen dari keseluruhan pohon yang ditanam. Selebihnya, memiliki ukuran di bawah 20 cm. Harga untuk pohon berukuran 20 cm, tidak lebih dari 400 ribu per meter kubik. Dari perhitungan ini, bisa diperkirakan berapa nilai yang bisa didapatkan dari kedua metode penanaman tersebut mana yang lebih menguntungkan.
Oleh karena itu, disarankan kepada para petani Jabon untuk lebih bisa berpikir cerdas dalam proses mencari rejeki melalui penanaman Jabon ini. keuntungan besar bukan sekedar ditentukan dari berapa banyak bibit yang ditanam. Melainkan cara penanaman pun akan mempengaruhi besarnya pendapatan yang bisa diperoleh pada saat panen. Dan berdasar perhitungan secara ilmiah yang sudah dibuktikan di lapangan, nilai keuntungan yang bisa dihasilkan dari menanam Jabon per hektar berkisar 250-300 juta. Angka ini diasumsikan bahwa jumlah bibit yang ditanam adalah 1000 pohon. Sehingga apabila ada pedagang bibit Jabon yang menyarankan untuk memperpendek jarak penanaman antar pohon guna mendapatkan keuntungan hingga 800 juta dari satu hektar lahan, tentu hal tersebut merupakan sebuah penyesatan yang tidak perlu dipercayai.
Kalau ada kekurangan bisa kita saling sharing dalam forum diskusi di kotak komentar dibawah ini.
Salam sukses
BalasHapusJujur saya sangat bangga dengan adanya blog ini.Ribuan petani tradisional maupum modern telah terinspirasi dari blog fenomenal milik mas Arda.Salah satu dari mereka saya sendiri.Alhamdulilah Kelompok tani jabon di desa bringinsari yang kami kelola bersama mas Akrom Wonodadi dan investor berjalan lanjar.Terimakasih mas Arda atas bantuannya
Oya maaf ada yang tertinggal mas...ada temen saya dari bandung selatan hubungi saya,punya lahan 10htr.mohon kerjasama untuk tanam jabon.Mas Arda ada solusinya gak mas?
BalasHapusmakasih
BLOG JABON TERLENGKAP,TIADA DUANYA,MAJU TERUS JABON KENDAL,YOU MY INSPIRATION
BalasHapusBlog jabon paling lengkap dan paling mantaaaaaappp..
BalasHapusHampir setiap online halaman pertama yg saya buka selalu blog ini, dibookmark paling atas...siapa tahu ada info penting yang wajib dibaca.
Sukses selalu buat mas Ardha...
Saya juga tertarik dg investasinya mas...karena lahan yg sya pnyai masih terbatas....nanti saya akan mengontak mas ardha pengen tanya2 mslh investasi jabonnya...trims..sebelumnya...terus majuuuu
Semakin Mantappppp... Sukses Mas Ardha dari Tuturubus.. Bravo JABON...
BalasHapusjujur adalah emas pak....
BalasHapuslebih berharga dari harga jabon
Assalamualaikum... Wr.. Wb..
BalasHapusMas, saya punya lahan 1Ha lebih punya ibu mertua. Selama ini lahan tersebut disewakan untuk menanam padi. Jadi setelah membaca blog ini saya terinspirasi untuk menaman jabon ini, pertanyaan saya apakah bisa lahan bekas sawah untuk menanam jabon?
Terima kasih atas tanggapan mas.
saya tidak menyarankan,merubah fungsi lahan pangan ke kayu jabon,,karena sengon dan jabon harusnya ditanam di lahan kritis!kaitannya dengan ketahanan pangan
BalasHapusasalamualaikum, terimakasih sekali. blognya memberikan sangat banyak informasi pak.saya pemula, dan baru mau memulai investasi jabon ini.
BalasHapusbagaimana kalau lahan yang ada kurang dari 1 ha pak? berapa luas minimal agar investasi ini bisa menguntungkan?
terimkasih
TAUFIK- jawa timur
100 m pun bisa,ASAL ADA NIAT
BalasHapussemoga pewacana yg mengshare ilmunya ini mendapat kebaikan atas yg d baginy.thks ya pa.jd menginspire u secepatny bkebun jabon
BalasHapussaya sangat setuju dengan pendapat anda Mas Ardha, karena menanam padi lebih "berjiwa sosial", bukan hanya sekedar materi yang dikejar.
BalasHapusWalaupun bukan yg PertamaX join dengan Juragan satu ini, tapi penelusuran dan perambahan Informasi pada semua tempat yg akhirnya mempertimbangkan Agan dr Kendal ini layak diajak berkoordinasi.
BalasHapusTrima kasih infonya...mas Ardha
BalasHapusUtk lahan seluas 1H, brp biaya yg harus dikeluarkan...?
mass kalo pengiriman benih jabon dan sengon ke banda aceh brp ya kira2 per kilonya...!??trimakasih
BalasHapus