DAHSYATNYA LABA DARI PANEN KAYU JABON

proses pemanenan kayu jabon

Tujuh Juta rupiah dari empat pohon jabon

Wajah Kaseri,Warga Desa Sumber Mujur, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Lumajang ini nampak berbinar binar. Hal ini terjadi saat petani tersebut empat batang pohon jabon miliknya berhasil laku terjual. Dari empat pohon jabon tersebut, Kaseri menerima uang sebanyak tujuh juta rupiah. Pohon Jabon yang dijualnya, berusia tujuh tahun dan memiliki diameter rata-rata 50 cm.

Sebanyak tujuh juta rupiah masuk ke kantungnya, sebagai  yang berusia sekitar tujuh  tahun dan berdiameter rata-rata  50 cm sebesar dengan jumlah  7 juta rupiah yang dibeli secara borongan ,beliau  hanya mengeluarkan biaya tebang sekitar 300 ribu rupiah. Uang hasil penjualan pohon jabon tersebut rencananya akan digunakan sebagai biaya masuk anaknya ke SMU.

Kaseri menuturkan, sebelum terjual sudah banyak tengkulak yang datang menawar pohon Jabon miliknya. Mereka menawarkan harga mulai tiga hingga enam juta rupiah. Namun, karena pada waktu itu dirinya mengaku belum membutuhkan uang maka semua penawaran tersebut ditolaknya.

Dan menurut Kaseri inilah salah satu keuntungan memelihara pohon Jabon. Sebab, bisa dijual kapan saja tanpa harus tergantung dengan musim tertentu. Berbeda dengan tanaman musiman seperti tanaman buah, yang harus cepat dijual saat musimnya sudah tiba bagaimanapun kondisinya. Akibatnya, selain menjadikan harga lebih rendah, tak jarang para petani harus merugi karena tanaman mereka tidak laku terjual.

Sedangkan dengan menanam pohon Jabon, semakin lama dijual maka pohon yang ditanam akan semakin besar. Dampaknya, harga semakin tinggi dan keuntungan yang didapatkan pun akan semakin bertambah. Ibaratnya, menanam Jabon sama seperti dengan menabung.

Kaseri yang memulai menanam pohon Jabon diawali keisengannya menanam dari bibit jabon yang tumbuh liar di hutan. Hal ini terjadi pada tahun 2003. Menurut Kaseri, menanam pohon Jabon sangatlah mudah sebab tidak membutuhkan perawatan ekstra. Ketika usia pohon sudah menginjak 1,5 tahun petani tidak perlu menengok tanaman tersebut setiap hari. Bahkan, karena kesibukannya Kaseri pernah suatu saat tidak menengok tanamannya selama satu bulan penuh.

Peluang Bisnis Jabon

Kisah sukses Kaseri ini dimulai ketika CV Saham Jabon Indonesia mendapatkan informasi tentang kayu Jabon siap panen milik Kaseri. Setelah dilakukan survey, maka dilakukanlah kesepakatan jual beli pohon Jabon tersebut.

Sebelumnya, CV SJI sudah sering mendapatkan penawaran tentang tanaman Jabon dari banyak pihak. Namun, sebagaian besar penawaran yang datang tersebut hanyalah penawaran palsu atau pun tanaman yang ditawarkan ternyata bukanlah pohon Jabon. Oleh karenanya, setelah mendapatkan informasi tentang pohon milik Kaseri ini, proses kesepakatan antara kedua belah pihak tidak berlangsung terlalu lama.

Sebab, CV SJI tidak bisa begitu saja membeli sembarang jenis pohon. Pohon yang bisa dibeli oleh CV SJI hanyalah jenis pohon yang bisa lolos dari standar yang sudah ditetapkan dalam sistem verifikasi legalitas kayu (SLVK). Standard ini dibuat agar kayu sebuah Negara bisa masuk ke kawasan Amerika dan Eropa.

Untuk Indonesia sendiri, standarisasi ini dilakukan oleh Kementrian Kehutanan yang menunjuk beberapa lembaga sertifikasi sperti Mutu Hijau, Sucofindo, TUV, BRIC, dan Mutu Agro Lestari. Hanya saja, hingga kini sertifikasi yang dilakukan oleh Kementrian Kehutanan Indonesia belum diakui oleh Amerika serta Eropa. Akibatnya, pasokan kayu untuk ekspor ke dua wilayah tersebut menmalami penurunan.

Namun, kondisi ini sebenarnya bukan menjadi penghalang untuk hasil pasokan pohon Jabon. Sebab, kualitas kayu Jabon yang memiliki kelebihan tersendiri sudah banyak dinanti oleh perusahaan dalam negeri. Seperti pohon Jabon hasil tebangan dari Kaseri, sudah siap ditampung oleh oleh CV  Kinarya Jati ,Mulyoharjo Jepara dan PT Sekawan Sumber Sejahtera produsen Kayu Lapis di Kabupaten Temanggung yang merupakan rekanan dari CV Saham Jabon Indonesia.

Selain kedua perusahaan tersebut,  masih banyak pabrik yang bergerak di bidang industri perkayuan yang siap menampung hasil tebangan pohon Jabon yang belum bisa dipenuhi kebutuhannya. Bahkan, berdasar data yang masuk kebutuhan akan kayu Jabon per hari oleh perusahaan kayu di Indonesia mencapai angka ratusan truk. Tentu hal ini merupakan salah satu peluang yang perlu dimanfaatkan, khususnya untuk mendapatkan keuntungan sebagaimana yang sudah dirasakan oleh Kaseri tersebut.

PERTANYAANYA SEKARANG ADALAH,APAKAH ANDA INGIN PUNYA PELUANG SUKSES 70 PERSEN?KALAU MAU MENGHIJAUKAN BUMI ,INGIN SUKSES DAN KAYA SECARA DAHSYAT MAKA MARI KITA TANAM POHON...! TAPI KALAU INGIN JADI PECUNDANG MAKA DIAMLAH,TIDURLAH, JANGAN BERGERAK APAPUN!

potongan kayu jabon panjang 135 dan 262 cm

proses pengangkutan jabon ke penampung

proses pengukuran volume kayu

kedatangan kayu jabon di CV Kinarya jati Jepara,untuk diolah menjadi kayu gergajian sebagai bahan baku furniture.